Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Lomba makan kerupuk

Hari ini pertama 2016. Untuk memeriah auntie mengajak kami untuk lomba makan kerupuk. Aku di suruh auntie Nana untuk membeli kerupuk putih besar dua ribu. Lalu aku membelinya di warung, di teman oleh Naira. Kami mengasih kan kerupuk itu kepada auntie Nana. Lalu auntie Nana menyiapkan semuanya. Setelah siap semuanya, kami lomba pesertanya aku, Naira dan Agas. Auntie Nana jurinya. Ini lomba di buat sendiri, jadi yang ikut sedikit, lagian itu juga di buat nya ide auntie Nana. Aku susah makan karena terlalu pendek. Jadi makannya dikit dikit, tapi aku bisa makannya, Naira juara pertama, karna pake tangan, jadi aku pake tangan juga, aku jadi juara ke dua. Aku akhirnya masuk ke rumah

Ke taman mini

Hari kamis aku ke taman mini. Aku pergi bersama auntie Kiki, auntie Nana, mbah uti dan Agas. Kami sebelumnya beli jajan untuk cemilan di mpok Ani. Kami naik angkot. Kami naik angkot. Setelah itu kami turun, dan menunggu angkot lagi. Aku di depan bersama auntie Nana. Kami naik angkot ini lama daripada yang tadi. Sesampai kami di depan gerbang taman mini auntie bayar semua. Kami masuk taman mini, kami ke rumah adat sumatra barat. Kami masuk dan melihat lihat isi dalam rumah adat itu. Aku dan Bagas sempat berfoto. Auntie Kiki memoto nya. Kami ke luar makan pop mie untuk makan siang. Aku makan pop mie rasa soto. Pop mie di kasih nasi. Setelah selesai kami !melihat istana anak anak yang berwarna merah, kami pergi ke sana kami berfoto foto. Di istana merah itu banyak kemewahhan nya. Ada yang menyanyi di bawah. Aku hanya mendengar setengah. Kami bermain. Aku dan Agas bermain di jaga auntie Kiki. Auntie Nana memoto kami saat kereta kelinci datang. Kami semua sholat dzuhur. Aku dan mbah

Puisi

                                         Gunung Ku pergi ke kampung Tempat nenek kakek ku tinggal Desa mantram namanya Desa yang hijau Lepas ku bebas melihat Udara sejuk ku rasakan Kicauan di dengarkan Dan air yang jernih ku manfaatkan Melihat hijaunya pohon Ku lihat yang tinggi menjulang Penuh pohon rindang Apakah itu Itulah gunung                                                                              Matahari Terang menderang Dan sangat panas Besar bersinar Saat pagi ku lihat di timur Saat petang ku lihat di barat Menerangi bumi pagi hingga sore Banyak manfaatnya Tanaman tidak bisa tumbuh tanpa sinar nya Jika kau tak da Dunia akan hitam gelap Terima kasih matahari Sang surya Terima kasih telah memberi manfaat                                                  Air Kau di butuhkan mahluk hidup Tumbuhan dan hewan butuhkan mu Manusia juga butuh kau Tiada engkau pasti semua akan mati Terima kasih air

Cerita interaktif dan kreatif

                              Sejuta pohon. Seindah sungai Siang itu ingja berjalan pulang sekolah. Dia pulang bersama temannya. Mereka semua ke panasan. Uhg rasanya ingin sampai di rumah. Di rumah Ingja melihat ayah membawa bibit tanaman banyak sekali. "Ayah bibitnya buat siapa, rumah kita kan sudah banyak tanaman" sahut Ingja. "Ini untuk warga RT kita, supaya tidak panas ayah membeli bibit tanaman banyak sekali", cerita ayah. " Panas yang di timbulkan matahari itu akan di tangkap oleh pohon dan akan menjadi oksigen yang kita hirup, tapi kalau tidak ada pohon sinar matahari terpantul kembali ke langit dan akan menjadi panas semakin lama terjadi pemanasan global" sahut ayah. Ingja mengerti dia menemui kak inchila. "Kakak mengapa aku selalu merasakan panas setiap pulang sekolah ya?" kak inchila kaget. " bukannya tadi ayah sudah menjelaskan, kalau belum paham kakak jelaskan, pohon adalah paru paru dunia, hendaknya harus kita jaga, cahaya mat

Ujian akhir semester

                                         Senin 7 desember Hari ini aku ujian PAI dan PKn. Aku tlah belajar PAI dan PKn Aku sampai di sekolah. Saat ku masuk kelas ada beberapa murid kelas utsman yang ujian nya di kelas umar. Di antaranya Aurel, Aisyah, Farrel, Imam Daffa, Aliya, Faeyza, Luna dan Caila dan Husna. Aku hanya hafal segitu saja mungkin masih ada yang lain. Setelah baris di lapangan kami sholat dhuha yang ustman di utsman dan yang umar di umar bukan di campur menurut ujian nya di mana. Kami selesai sholat dhuha. Murid kelas utsman yang di kelas umar datang lagi. Kami semua duduk di tempat masing masing. Saatnya ujian. Kelompok ku ada Aliya, Vero dan Faris. Pak Asep dan pak Endri menjadi pengawasnya. Soal nya pun di bagikan. Katanya oper ke belakang, aku mengerjakan dengan teliti. Aku juga akan cek kembali. Ujiannya PAI dulu. Lembaran kertasnya seperti buku tapi hanya seperti selembar kertas polos di lipat. Aku sudah selesai, tinggal di cek. Setelah di kumpulkan kami semua

Bermain sepeda

Hari ini siangnya grimis padahal aku ingin bermain sepeda. Aku sehabis pulang les piano. Aku baru pulang dan ingin main sepeda saat setengah tiga aku pun memutuskan untuk di rumah saja itu karna aku takut hujan. Aku menunggu sampai setengah lima akhirnya setengah lima sudah agak terang aku sangat senang sekali aku segera ke teras dengan Agas dan aku mengambil sepedaku yang berwarna pink dan beroda dua. Aku keluar dan bermain sepeda aku mengayuh sepeda ku aku ke belakang aku mengayih sepedaku sepeda ku sangat gampang di kayuh setelah itu Bagas menyusulku akhirnya aku berbalik arah dan lurus untuk bersepeda sampai depan rumah Dafa aku berbelok saat di depan ku sudah dekat dengan polisi tidur. Aku ke belakang lagi. Aku seperti balapan dengan Bagas aku berbolak balik ke jalan belakang dan depan. Bagas selalu mengikutiku. Akai membonceng di sepedaku aku sangat senang sekali. Hari sudah sangat gerimis titik titik air sudah terasa. Aku pun pulang.

Mendapat seratus

Hari itu adalah hari ulangan matematika. Kami ulangan bab 3. Aku belajar bersama bunda aku mendengar penjelasan. Hari ulangan pun tiba aku telah siap ulangan. Aku melihat kertas selembar, hanya satu lembar dan soalnya hanya sepuluh tapi itu semua isian tidak ada pilihan ganda meskipun begitu menurutku itu sangatlah mudah karena aku sudah mahir matematika dan telah belajar matematika. Aku mengerjakan soal dengan teliti dan benar. Ada  gambar timbangan gram yang tidak jelas gambarnya tapi aku bisa menulis / menjawab aku bisa karna sebelum angka yang di tunjukan oleh jarumnya adalah angka lima jadi angka yang di tunjukan oleh jarumnya adalah angka enam karena enam adalah angka setelah lima, begitulah seterusnya aku menulis berapa gram dan kilogram aku pun memeriksa / cek kembali. Setelah aku cek aku mengumpulkan kepada bu Leni guru matematika ku. Hari ini pemberi tauan nilai matematika kata bu Leni banyak yang remedial, bu Leni membaca nilai ulangan matematika, aku takut remedial ternyata